Manchester United Get Double This Season

Setelah lama tidak blogging, akhirnya kali ini saya bisa juga mem-posting tulisan saya di sini. Hal ini disebabkan oleh kesibukan saya akhir-akhir ini menjadi asisten praktikum di Prodi Kimia UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Di sana, saya bekerja menemani mahasiswa UIN yang sedang praktikum dan tentu saja harus mengoreksi laporan praktikum yang mereka kerjakan.

Sungguh suatu pekerjaan yang melelahkan baik secara fisik maupun mental karena ternyata mahasiswa sekarang manja-manja. Dikit-dikit protes........ dikit-dikit protes....... tapi kalau mereka yang salah langsung pasang wajah memelas dan minta maaf. Fuuuuiiiiihhhhh.......... Icha dech....... (Iiiii Caphhheeeekkk Deeeccchhhh........!!!!!). Ya Allah, berikanlah hamba-Mu ini kekuatan...............

Sebenarnya banyak yang ingin saya sampaikan pada posting kali ini, diantaranya adalah pengalaman saat bekerja di Laboratorium Kimia UIN SUKA, bertemu teman-teman Asisten praktikum baru yang jauh lebih seru, meng-install-kan game untuk ponakan tetangga saya (Hira dan Imam), dan terakhir adalah kemenangan Manchester United di pentas liga Champions yang menyebabkan mereka meraih Double untuk musim ini. Setelah menimbang-nimbang akhirnya saya memutuskan untuk membahas kemenangan Manchester United ini terlebih dahulu. Sementara itu, cerita lain Insya Allah akan saya sampaikan pada kesempatan lain.

Setelah beberapa musim minim prestasi, akhirnya Manchester United meraih double musim ini, yaitu juara Liga Inggris dan juara Liga Champions. Sebagai penggemar Manchester United, terus terang sebenarnya saya pesimis Manchester United bisa menjuarai Liga Inggris musim ini, karena pada awal musim mereka menjuarai laga pembuka Liga Inggris (Charityshield). Lantas apa hubungannya?

Menurut mitos yang berkembang di Inggris, setiap tim yang menjuarai Charityshield tidak akan mengakhiri musim sebagai juara liga Inggris. Akibatnya, saat itu saya tidak terlalu berharap Manchester United bakal menjuarai liga Inggris, yang penting Manchester United berhasil membungkam mulut besar Mourinho yang saat itu masih memimpin Chelsea tetapi akhirnya dipecat setelah menganggap dirinya “dewa” dan berani “melawan” juragan Chelsea Roman Abramovic. Saat itu, saya justru berharap Manchester United menjuarai Carling, FA atau Champions pada akhir musim.

Di akhir musim, mitos ternyata dapat dipatahkan oleh para punggawa The Red Devils. Mereka menjuarai Liga Inggris setelah berhasil mengalahkan Wigan dengan skor 2-0 di JJB Stadium. Sementara itu Chelsea sebagai pesaing terberat justru ditahan imbang 1-1 oleh tim tamu. Sungguh suatu pencapaian yang tidak disangka-sangka oleh seluruh penggemar Manchester United. Kemenangan inilah yang tampaknya membakar semangat Ronaldo cs untuk juga memenangkan liga Champions di musim yang sama.

Menurut saya Menchester United adalah suatu tim yang unik. Sebagai salah satu tim terkaya di dunia, Manchester United lebih dari sanggup untuk membeli banyak pemain bintang. Namun hal itu tidak dilakukan oleh Manchester United. Mereka justru lebih senang membeli pemain muda berbakat dan pemain yang jarang dipakai di klub lamanya sebagai investasi untuk masa depan klub mereka. Kemudian para pemain ini dididik untuk menjadi bintang. Sebaliknya pemain Manchester United yang mulai merasa diri mereka adalah “pemain bintang” justru akan dijual ke klub lain. Manchester United tidak butuh pemain-pemain manja.............!!!!!!

Sebut saja, Cristiano Ronaldo, Carlos Nani, Anderson dan W. Rooney demikian juga dengan Michael Carrick, Owen Hargreaves dan Nemanja Vidic. Sebelum masuk ke Manchester United mereka hanyalah pemain biasa yang dipandang sebelah mata. Tapi setelah digembleng di Manchester United, mereka kemudian menjadi bintang dan tentu saja harga jualnya menjadi selangit.

Sebaliknya pemain yang merasa dirinya sebagai pemain bintang justru dijual oleh Manchester United. Sebut saja David Beckham sang Gelandang Flamboyan, Jaap Stam, Fabien Barthez dan lain-lain. Mereka semua dijual dan Sir Alex lebih percaya pada pemain-pemain muda berbakat dengan semangat juang yang tinggi.

Akibatnya, capaian yang mereka peroleh biasanya menunjukkan grafik yang meningkat. Saya masih ingat sekali saat Manchester United tidak mendapatkan gelar sama sekali 5 musim lalu dan hanya finish di urutan ke-4. Kemudian musim berikutnya Manchester United berhasil menduduki peringkat 3, dilanjutkan dengan peringkat dua dan juara piala Carling pada musim berikutnya. Setelah itu, Manchester United berhasil membungkam mulut besar Mourinho dengan menjuarai liga Inggris, meskipun harus kalah di pentas piala FA oleh si mulut besar Mourinho juga. Terakhir, musim ini Manchester United meraih Double Liga Inggris dan Liga Champions.

Meskipun kemenangan yang didapatkan di Liga Champions adalah hasil dari penalty shootout, namun hal itu tidak menjadi masalah buat saya sebagai penggemar Manchester United. Yang penting MU juara liga Champions dan meraih double untuk musim ini. Musim ini benar-benar merupakan musim kebangkitan bagi The Red Devils............ Watch out....... the real Devils is comin' back...........

Namun masalahnya sekarang, bisakah Manchester United menjuarai Liga Champions musim depan? Sekali lagi menurut mitos yang berkembang di Eropa, juara liga Champions yang ditentukan dengan penalty shootout biasanya tidak akan menjuarai liga Champions lagi untuk waktu yang cukup lama. Hal ini terbukti pada Liverpool, Milan dan tim-tim sebelumnya yang pernah menjuarai liga Champions dengan penalty shootout.

Well, kita tunggu saja musim depan, siapa tahu Manchester United berhasil mematahkan mitos tersebut karena toh mereka sudah berhasil mematahkan mitos lain yang berkembang di Inggris yaitu menjuarai Liga Inggris, meskipun di awal musim mereka menjuarai Charity Shield. Victory for Manchester Uniiiiiittttteeeeddddddd..........................!!!!!!!!

Iklan: