”Huuu......... Jenenge wae BBM........ BBM kui maksudte yo Bola-Bali Mundak” (Huu...... Namanya aja BBM. BBM itu maksudnya ya bolak-balik naik-harganya). Demikian gerutu salah seorang tetangga saya setelah selesai membaca koran yang memberitakan kenaikan harga BBM (lagi). Kondisi perekonomian Indonesia yang dirasa sangat sulit ini menjadi semakin terasa sulit setelah kenaikan harga BBM.
Anda bisa men-download versi PDF-nya di sini
Pemerintah Indonesia berdalih, kenaikan harga BBM ini perlu dilakukan demi menyelamatkan APBN, meskipun banyak rakyat Indonesia yang menolaknya. Harga minyak dunia melambung tinggi hingga sempat mencapai kisaran 140 US Dollar/Barel. Padahal APBN Indonesia dibuat dengan asumsi harga minyak mentah dunia berada pada kisaran 95 US Dollar/Barrel.
Memang ternyata kenaikan harga BBM dalam negeri ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Negara-negara lain juga ikut-ikutan menaikkan harga BBM-nya karena kenaikan harga minyak mentah dunia. Bahkan, Malaysia dan Brunei Darussalam yang terkenal memiliki pondasi perekonomian yang paling kokoh di Asia Tenggara juga ikut-ikutan menaikkan harga BBM dalam negerinya.
Lantas, mengapa harga minyak mentah dunia bisa begitu tinggi? Pada posting kali ini saya akan mencoba menjelaskannya. Kebetulan sebelum menjadi asisten praktikum dan mengajar kimia di UIN Sunan Kalijaga, saya pernah bekerja ”sebentar” sebagai ”Financial Consultant” (bahasa halusnya Sales/Marketing) di PT. Millennium Penata Futures Timoho Jogja (Whatssssss.....???? What the.......????).
Setahu saya, kenaikan harga minyak dunia dipicu oleh ambruknya perekonomian Amerika Serikat dan belum stabilnya keadaan di wilayah timur tengah sebagai salah satu penghasil minyak mentah terbesar di dunia. Lantas, apa hubungan antara perekonomian Amerika dengan harga minyak mentah dunia dan mengapa perekonomian Amerika bisa ambruk? Well, kurang lebih begini nih ceritanya.
Pada era pemerintahan Bill Clinton, perekonomian Amerika berada pada puncak kejayaannya. Investor berdatangan untuk menanamkan modalnya di Amerika, angka pengangguran rendah, ”musuh” yang sedikit (teroris dan sejenisnya.....), keamanan terjamin atau istilah jawanya ”subur makmur gemah ripah loh jinawi” (baca: makmur bangetszzzz....). Keadaan ekonomi yang sangat baik ini kemudian mendorong warga negara Amerika untuk mengajukan kredit jangka panjang untuk membangun rumah.
Setelah presiden Bill Clinton lengser dan digantikan oleh presiden George Walker Bush (ehm........ ehm....... ehm........ saya kepingin sekali lho ketemu sama Bush........... rasanya kaki ini gatal sekali ingin menendang kepalanya), keadaan perekonomian Amerika sedikit demi sedikit mulai menurun. Seperti kita ketahui, ada perbedaan yang mencolok antara presiden Amerika dari partai Republik dan partai Demokrat dalam menerapkan kebijakan.
Presiden dari partai Demokrat cenderung gila menegakkan HAM dan memperhatikan perekonomian dalam negeri, sementara itu presiden dari Partai Republik cenderung gila perang (penegakan HAM....??? Ehm........ ehm........ ehm....... Bull S**t) dan mengabaikan perekonomian negaranya. George Walker Bush yang berasal dari partai Republik benar-benar menerapkan kebijakan perekonomian dan politik luar negeri yang berbeda dibandingkan Bill Clinton yang berasal dari partai Demokrat.
Akibatnya, Amerika Serikat memiliki banyak ”musuh”, perekonomian terabaikan, angka pengangguran meningkat, daya beli masyarakatnya menurun, tingkat produksi ikut menurun dan nilai mata uang Dollar menurun dibandingkan mata uang utama lainnya di dunia seperti Poundsterling, Yen, Euro, Swiss Franc, Australian Dollar, dan emas. Keadaan ini menjadi semakin parah setelah terjadinya serangan yang didalangi oleh Osama bin Laden terhadap WTC pada bulan September tanggal 11 (9/11). Biaya perang yang membengkak paska keluarnya kebijakan pemerintah Amerika untuk menyerang Afghanistan/Irak tentu saja juga semakin memperparah kondisi perekonomian Amerika.
Belum cukup sampai di situ, jatuhnya perekonomian Amerika menyebabkan turunnya nilai mata uang US Dollar dan menaikkan harga perumahan di Amerika Serikat. Akibatnya banyak warga negara Amerika yang sudah terlanjur mengajukan kredit pembangunan rumah pada era kepemimpinan Bill Clinton mengalami kesulitan untuk melunasinya di Bank saat ini. Kredit macet ini, tentu saja semakin memperparah kondisi perekonomian Amerika Serikat. Ibaratnya sudah jatuh, tertimpa tangga, ketumpahan cat, martil dan paku trus dikejar-kejar anjing tetangga yang galak lagi (Duuuhhh....... kacian banget sich.....).
Kesimpulannya, sekarang sudah tidak aman lagi memegang US Dollar dan jika anda memiliki simpanan uang Dollar sebaiknya dijual saja dan ditukar dengan simpanan emas, Poundsterling atau Yen. Saat posting ini ditulis, harga Dollar ada di kisaran 2.0142 Dollar/Poundsterling (well, what a shame.......). Keadaan ini, juga dibaca oleh para pelaku pasar dunia, sehingga mereka kemudian menarik investasinya dari Amerika dan beralih ke komoditas lain seperti emas dan minyak mentah dunia (dasar kapitalis k**a**t).
”Ulah” spekulan yang hanya ingin mengambil keuntungan di atas penderitaan orang lain (huh.... lagi-lagi otak Yahudi....!!!) inilah yang kemudian menyebabkan semakin melambungnya harga minyak mentah dan harga emas dunia (Well, there's nothing personal, It's just a business). Sekedar tips dari saya, jika anda memiliki simpanan emas, sebaiknya jangan dijual dahulu karena masih adanya kemungkinan harga emas yang akan naik lagi (Duh.......... bahasanya Marketing banget sich.....).
Demikian juga dengan tidak stabilnya keadaan di timur tengah (baca: Arab). Perang yang berkecamuk antara Sunni dan Syiah (bangsa Arab tampaknya benar-benar telah kembali ke zaman Jahilliyah), kejatuhan rezim Saddam Hussein (setelah ”dipaksa” lengser oleh Amerika) yang menyebabkan kekacauan di Irak, dan seribu satu permasalahan yang sampai anda selesai membaca posting ini pun masih terus bermunculan di timur tengah. Kondisi ini tentu saja semakin melambungkan harga minyak mentah dunia.
Kejadian terakhir yang memicu kenaikan harga minyak mentah dunia adalah ujicoba rudal (ground to ground missile) milik Iran. Ujicoba ini adalah ”jawaban” dari latihan militer besar-besaran yang dilakukan oleh Israel sebelumnya. Latihan militer besar-besaran yang dilakukan oleh Israel disebabkan kerena ketakutan Israel terhadap pembangunan instalasi nuklir Iran. Padahal, Iran membangun instalasi nuklir yang katanya untuk tujuan damai ini juga karena takut akan kemungkinan serangan Israel. Lalu, siapa sebenarnya yang salah? Silahkan lihat ilustrasi di bawah!
Lantas, sampai kapankah kira-kira kenaikan harga minyak mentah dunia ini akan terjadi? Entahlah, bahkan banyak praktisi ekonomi dunia yang saat ini juga dibuat pusing oleh fenomena ini. George Soros berkomentar bahwa keadaan ekonomi dunia saat ini benar-benar berada dalam keadaan yang ”serius”. Bayangkan, George Soros yang merupakan spekulan paling handal di pasar dunia saja kebingungan, apalagi kita yang tidak mengerti apa-apa tentang pasar dunia.
Jadi, bersiap-siaplah dengan kenaikan harga BBM yang sangat mungkin akan terjadi lagi............. Duuuuhhhh......... Puuussssiiiinnggggg.................!!!!! Ingaaattt.............!!!!! Jika anda memiliki simpanan emas di rumah, sebaiknya jangan dijual dulu. Harga emas biasanya berhubungan erat dengan harga minyak dunia.
Jika harga minyak dunia turun, maka harga emas turun. Sebaliknya jika harga minyak dunia naik, maka harga emas juga akan naik. Jadi, melihat kecenderungan harga minyak dunia yang terus naik, maka saya yakin anda bisa menyimpulkan sendiri untuk harga emas bukan? (Kunci: Ingat pelajaran premis mayor dan premis minor di SMA.....!!!!!). Demikian saja posting dari saya, semoga bisa bermanfaat bagi anda semua.
Iklan:Memang ternyata kenaikan harga BBM dalam negeri ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Negara-negara lain juga ikut-ikutan menaikkan harga BBM-nya karena kenaikan harga minyak mentah dunia. Bahkan, Malaysia dan Brunei Darussalam yang terkenal memiliki pondasi perekonomian yang paling kokoh di Asia Tenggara juga ikut-ikutan menaikkan harga BBM dalam negerinya.
Lantas, mengapa harga minyak mentah dunia bisa begitu tinggi? Pada posting kali ini saya akan mencoba menjelaskannya. Kebetulan sebelum menjadi asisten praktikum dan mengajar kimia di UIN Sunan Kalijaga, saya pernah bekerja ”sebentar” sebagai ”Financial Consultant” (bahasa halusnya Sales/Marketing) di PT. Millennium Penata Futures Timoho Jogja (Whatssssss.....???? What the.......????).
Pada era pemerintahan Bill Clinton, perekonomian Amerika berada pada puncak kejayaannya. Investor berdatangan untuk menanamkan modalnya di Amerika, angka pengangguran rendah, ”musuh” yang sedikit (teroris dan sejenisnya.....), keamanan terjamin atau istilah jawanya ”subur makmur gemah ripah loh jinawi” (baca: makmur bangetszzzz....). Keadaan ekonomi yang sangat baik ini kemudian mendorong warga negara Amerika untuk mengajukan kredit jangka panjang untuk membangun rumah.
Setelah presiden Bill Clinton lengser dan digantikan oleh presiden George Walker Bush (ehm........ ehm....... ehm........ saya kepingin sekali lho ketemu sama Bush........... rasanya kaki ini gatal sekali ingin menendang kepalanya), keadaan perekonomian Amerika sedikit demi sedikit mulai menurun. Seperti kita ketahui, ada perbedaan yang mencolok antara presiden Amerika dari partai Republik dan partai Demokrat dalam menerapkan kebijakan.
Akibatnya, Amerika Serikat memiliki banyak ”musuh”, perekonomian terabaikan, angka pengangguran meningkat, daya beli masyarakatnya menurun, tingkat produksi ikut menurun dan nilai mata uang Dollar menurun dibandingkan mata uang utama lainnya di dunia seperti Poundsterling, Yen, Euro, Swiss Franc, Australian Dollar, dan emas. Keadaan ini menjadi semakin parah setelah terjadinya serangan yang didalangi oleh Osama bin Laden terhadap WTC pada bulan September tanggal 11 (9/11). Biaya perang yang membengkak paska keluarnya kebijakan pemerintah Amerika untuk menyerang Afghanistan/Irak tentu saja juga semakin memperparah kondisi perekonomian Amerika.
Belum cukup sampai di situ, jatuhnya perekonomian Amerika menyebabkan turunnya nilai mata uang US Dollar dan menaikkan harga perumahan di Amerika Serikat. Akibatnya banyak warga negara Amerika yang sudah terlanjur mengajukan kredit pembangunan rumah pada era kepemimpinan Bill Clinton mengalami kesulitan untuk melunasinya di Bank saat ini. Kredit macet ini, tentu saja semakin memperparah kondisi perekonomian Amerika Serikat. Ibaratnya sudah jatuh, tertimpa tangga, ketumpahan cat, martil dan paku trus dikejar-kejar anjing tetangga yang galak lagi (Duuuhhh....... kacian banget sich.....).
Kesimpulannya, sekarang sudah tidak aman lagi memegang US Dollar dan jika anda memiliki simpanan uang Dollar sebaiknya dijual saja dan ditukar dengan simpanan emas, Poundsterling atau Yen. Saat posting ini ditulis, harga Dollar ada di kisaran 2.0142 Dollar/Poundsterling (well, what a shame.......). Keadaan ini, juga dibaca oleh para pelaku pasar dunia, sehingga mereka kemudian menarik investasinya dari Amerika dan beralih ke komoditas lain seperti emas dan minyak mentah dunia (dasar kapitalis k**a**t).

Demikian juga dengan tidak stabilnya keadaan di timur tengah (baca: Arab). Perang yang berkecamuk antara Sunni dan Syiah (bangsa Arab tampaknya benar-benar telah kembali ke zaman Jahilliyah), kejatuhan rezim Saddam Hussein (setelah ”dipaksa” lengser oleh Amerika) yang menyebabkan kekacauan di Irak, dan seribu satu permasalahan yang sampai anda selesai membaca posting ini pun masih terus bermunculan di timur tengah. Kondisi ini tentu saja semakin melambungkan harga minyak mentah dunia.
Kejadian terakhir yang memicu kenaikan harga minyak mentah dunia adalah ujicoba rudal (ground to ground missile) milik Iran. Ujicoba ini adalah ”jawaban” dari latihan militer besar-besaran yang dilakukan oleh Israel sebelumnya. Latihan militer besar-besaran yang dilakukan oleh Israel disebabkan kerena ketakutan Israel terhadap pembangunan instalasi nuklir Iran. Padahal, Iran membangun instalasi nuklir yang katanya untuk tujuan damai ini juga karena takut akan kemungkinan serangan Israel. Lalu, siapa sebenarnya yang salah? Silahkan lihat ilustrasi di bawah!

Jadi, bersiap-siaplah dengan kenaikan harga BBM yang sangat mungkin akan terjadi lagi............. Duuuuhhhh......... Puuussssiiiinnggggg.................!!!!! Ingaaattt.............!!!!! Jika anda memiliki simpanan emas di rumah, sebaiknya jangan dijual dulu. Harga emas biasanya berhubungan erat dengan harga minyak dunia.
Jika harga minyak dunia turun, maka harga emas turun. Sebaliknya jika harga minyak dunia naik, maka harga emas juga akan naik. Jadi, melihat kecenderungan harga minyak dunia yang terus naik, maka saya yakin anda bisa menyimpulkan sendiri untuk harga emas bukan? (Kunci: Ingat pelajaran premis mayor dan premis minor di SMA.....!!!!!). Demikian saja posting dari saya, semoga bisa bermanfaat bagi anda semua.
0 comments:
Posting Komentar