“Ndar, kalau kamu mau dikirimi CD Linux Ubuntu gratis, kunjungi alamat berikut ini: http://shipit.ubuntu.org/, http://shipit.kubuntu.org/ dan http://shipit.edubuntu.org/”, begitu bunyi sms dari mas Iffan buat saya. Tentu saja saya tertarik untuk mencobanya, karena setelah saya ikut pelatihan Retooling di UGM saya tertarik untuk mempelajari OS linux.
Di Teknik Elektro (tempat saya mengikuti pelatihan Retooling), laboratorium komputernya sudah berbasis linux semua. Alasannya karena hak akses yang berlaku di linux sangatlah ketat sehingga dapat menghambat mahasiswa-mahasiswa yang mungkin “usil” untuk membobol sistem komputer T. Elektro atau bahkan sistem komputer UGM. Rata-rata mahasiswa T. Elektro UGM mengerti TCP/IP, dengan baik tentu saja (pengetahuan dasar yang dibutuhkan untuk meng-hack suatu sistem komputer).
Setelah pelatihan selesai, saya sebenarnya sangat tertarik untuk mempelajari linux karena saya penasaran ingin mencoba sesuatu yang berbeda dari OS yang sudah lazim selama ini yaitu Windows. Selain itu, di linux saya mendapatkan sensasi manual, sesuatu yang sangat saya rindukan dari DOS. Saya tidak dapat lagi merasakan sensasi manual DOS, karena di Windows hampir semuanya serba otomatis.
Namun demikian saya tidak meng-install OS linux di komputer saya karena saya tidak pernah menemukan CD linux yang “waras”. Ya, saya pergi ke rental CD dan menyewa Installer linux distro Mandriva, tapi CD-nya kebanyakan sudah lama dan banyak scratch-nya. Akibatnya saat proses peng-install-an, banyak file yang tidak bisa ter-copy dan hasilnya tidak maksimal.
Singkat cerita, saya memesan CD Linux Ubuntu tersebut dan mendapatkannya kira-kira 6 minggu kemudian. Setelah saya mendapatkannya, saya langsung meng-install-nya di komputer saya. Akan tetapi CD yang dikirimkan itu ternyata hanya berisi OS saja, tidak seperti distro-distro linux lainnya yang menyertakan banyak program utility bersamanya.
Tentu saja saya sedikit kecewa dengan kiriman tersebut, namun saya tidak berkecil hati. Saya tetap mencoba untuk berpikir positif bahwa untuk mempelajari linux yang dibutuhkan ya linux, bukan linux dengan macam-macam. Akhirnya meskipun hanya bermodal OS linux Ubuntu, saya kemudian mulai mempelajari linux terutama bagian console (shell atau terminal).
Setelah mencoba beberapa minggu akhirnya saya dapat mengerti, bahwa meskipun linux itu berlisensi bebas, stabil, GUI yang tidak kalah dari windows dan berbagai kemiripan lainnya dengan windows, namun linux tetap saja kurang populer di kalangan masyarakat awam. Mengapa demikian? Berikut jawaban sekaligus hipotesis saya setelah beberapa waktu memakai OS Linux Ubuntu.
Pertama, karena OS Windows sudah masuk ke hati masyarakat awam. Hal ini mirip dengan pengalaman teman saya yang mengunjungi temannya yang sedang KKN di daerah pedesaan di Gunung Kidul. Teman saya datang bersama teman-teman lainnya dengan mengendarai sepeda motor. Sesampainya di sana pak Dukuh bertanya kepada mereka, “Saudara-saudara kemari naik Honda ya?”. Padahal teman-teman saya tidak semuanya naik sepeda motor Honda, tetapi ada yang naik sepeda motor Yamaha, Kawasaki dan Suzuki.
Sepertinya hal itu berlaku juga untuk OS, sehingga kalau ada komputer maka OS-nya ya harus Windows. Tetapi masalahnya, apakah anda ingin terus menerus seperti pak Dukuh yang orang kampung dan dengan pengetahuannya yang terbatas itu? Oleh sebab itu, tak ada salahnya belajar linux meskipun sedikit ribet. Saya yakin, setelah anda mempelajari linux dengan baik maka pasti anda akan semakin menjauh dari Windows, silahkan buktikan sendiri. Hal ini terbukti pada saya, meskipun sekali-sekali saya masih memakai OS Windows juga.
Kedua, karena terlalu ketatnya ijin hak akses di linux. Linux menerapkan hierarki pada user-nya. Pada prinsipnya user hanya terbagi dua yaitu, Super User dan User biasa. Super User (root) memiliki hak akses ke semua file dan direktori di linux, sementara User biasa tidak demikian. User biasa masih terbagi lagi menjadi User, Group dan Other yang memiliki ijin dan hak aksesnya masing-masing. Meskipun hak akses ini bisa diubah-ubah oleh owner-nya, namun tetap saja judulnya ribet.
Sebenarnya untuk WindowsXP ijin akses untuk file-file tertentu juga ada, tapi ijin akses ini dapat di-disable. Hal ini tidak berlaku untuk linux, semua file dan direktori punya ijin aksesnya sendiri-sendiri dan hanya super user (root) yang memiliki hak akses ke semua file dan direktori itu, sementara user biasa hanya memiliki hak akses yang terbatas, sehingga keamanan di linux sangatlah terjamin. Jika anda memiliki file-file yang sangat rahasia dan sangat paranoia agar file tersebut tidak bisa dibaca oleh sembarang orang, maka pakailah OS Linux di komputer anda
Ketiga, karena linux adalah OS manual yang memiliki GUI (Graphical User Interface). Menurut saya, linux mirip dengan MS-DOS yang serba manual namun bedanya adalah linux memiliki GUI. Jika kita ingin memakai linux di komputer maka kita harus paham console karena tidak semua diatur secara otomatis di linux. Akibatnya jika kita ingin merasakan kehebatan linux maka mau tidak mau kita harus berurusan dengan perintah-perintah yang sifatnya manual (mengetik perintah di console). Kita tidak akan bisa menggunakan linux secara optimal jika hanya menggunakan GUI-nya saja.
Hal ini berbeda dengan Windows yang dapat digunakan dan dipelajari secara mudah dengan hanya menggunakan GUI tanpa harus susah payah mempelajari perintah-perintah console (MS-DOS Prompt), namun hal ini menyebabkan Windows menjadi OS yang sangat rentan terserang virus bahkan oleh virus-virus yang dibuat dengan bahasa tingkat tinggi sekalipun (Brontok dan saudara-saudaranya). Bandingkan dengan linux yang hampir tidak memiliki virus (virus di linux sebagian besar didominasi oleh adware, dan spyware yang tidak akan berbahaya jika komputer anda tidak terkoneksi dengan internet).
Keempat, karena sedikitnya game-game serius di linux. Salah satu alasan utama seseorang membeli komputer adalah untuk bermain game, ini adalah suatu fakta yang tidak dapat kita pungkiri. Masalahnya cuma ada sedikit developer game yang ingin membuat game di linux. Akibatnya game-game di linux hanyalah game-game kecil yang setara dengan Minesweeper atau Solitaire di Windows. Anda tidak akan menemukan game-game strategi sekelas FM2007 atau Age of Empire, game balapan sekelas NFSU atau Colin McRae Rally atau game-game mengasyikkan lainnya di linux, karena memang OS linux lebih diperuntukkan untuk aplikasi komputer jaringan dibandingkan untuk aplikasi game.
Selasa, 14 Agustus 2007
Sedikit Pengalaman Menggunakan OS Linux Ubuntu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar