Suatu hari saya mendapat e-mail dari teman ex-SMU saya dulu. Di situ dia bercerita kepada saya bahwa dia bertemu seorang gadis di tempat kerjanya. Singkat cerita dia jatuh cinta pada gadis tersebut dan suatu hari dia memberanikan diri untuk menyatakan cintanya (nembak) pada gadis tersebut. Tapi apa daya, ternyata si gadis tidak menerima cintanya, dengan alasan dia hanya menganggap teman saya itu sebagai kakaknya.
Tentu saja hancur hati teman saya itu. Dalam e-mailnya dia bercerita betapa dia sangat menderita karena cintanya ditolak oleh gadis pujaan hati. Dia menganggap bahwa gadis itu adalah soulmate-nya karena merasa banyak kecocokan dengan dirinya dan di akhir e-mail dia bertanya kepada saya, “Ndar, kamu percaya sama soulmate ngga....?”
Saya membalas e-mail-nya dengan mengatakan bahwa saya tidak percaya dengan soulmate. Mengapa demikian? Hal inilah yang akan coba saya bahas pada tulisan kali ini. Ini merupakan pendapat saya, boleh saja anda memiliki pendapat lain. Tidak ada yang mengharuskan anda mempercayai apa yang saya katakan.
Soulmate pertama kali dicetuskan oleh seorang filsuf yunani yang saya lupa namanya (Socrates, Plato, Leonardo da Vinci........ entahlah, saya sama sekali lupa). Dia beranggapan bahwa pada zaman dahulu manusia adalah makhluk hermaprodite atau berkelamin ganda. Suatu hari manusia berbuat suatu kejahatan sehingga menyebabkan dewa Zeus murka. Dewa Zeus kemudian mengutuk manusia sehingga manusia terpisah menjadi pria dan wanita. Saat proses pemisahan itu, hati manusia yang dulunya satu juga ikut terpisah. Sejak saat itulah, manusia kemudian menghabiskan sebagian besar waktu hidupnya untuk mencari separuh hatinya (soulmate) yang hilang itu.
Berdasarkan cerita di atas maka dapat disimpulkan bahwa istilah soulmate sebenarnya berawal dari dongeng seorang filsuf, yaitu dongeng tentang dewa-dewa bangsa Yunani yang salah satunya adalah dewa Zeus. Oleh sebab itu, maka tentu saja soulmate itu tidak ada karena dasarnya saja hanya sebuah dongeng, tapi banyak yang mempercayainya.
Kenapa banyak yang mempercayai adanya soulmate? Menurut saya karena mereka tidak sedang menemukan soulmatenya tetapi mereka telah menemukan cinta. Orang bijak berkata bahwa, “Tidak semua yang cantik itu menghasilkan cinta, tapi kalau sudah cinta maka semua akan tampak cantik”. Lantas apakah cinta itu? Cinta adalah perasaan suci manusia yang paling tinggi di antara perasaan-perasaan lainnya.
Jumat, 17 Agustus 2007
Soulmate......????
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 comments:
Pul, emang cah ex-sma iku sopo? Tau ora sekelas karo aku? Jangan2 iku malah pengalam pribadimu? Hwakakakakak...
Posting Komentar