Adsense

Welcome in ENDY's weBLOG Crescat Scientia Vita Excolatur

Sabtu, 22 Desember 2007

Pemimpin Wanita, Ngga Masalah Tuch........

Opini ini saya tulis karena tiba-tiba saja muncul di kepala saya. Ini merupakan opini saya yang sudah cukup lama ada (tepatnya ketika Presiden Megawati Soekarnoputri akan menjadi Presiden). Waktu itu, banyak sekali yang menentang Megawati untuk menjadi presiden dengan alasan mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim dan haram hukumnya muslim dipimpin oleh seorang wanita. Perlu saya jelaskan dan tegaskan bahwa saya bukanlah simpatisan Megawati atau PDI Perjuangan, tulisan ini hanyalah opini saya belaka.

Sebagian umat muslim mengandalkan ayat Al quran yang berbunyi, ”Celakalah suatu kaum yang dipimpin oleh seorang wanita” untuk menunjukkan bahwa haram hukumnya wanita menjadi pemimpin. Lantas sebagai umat muslim, haruskah kita menentang pemimpin wanita?
Setahu saya tidak semua muslim menentang wanita menjadi pemimpin. Hal ini disebabkan karena ada sebagian muslim yang menerjemahkan ayat Al quran secara verbal dan ada sebagian lagi yang menerjemahkannya secara kontekstual. Bagi muslimin yang menerjemahkan Al quran secara verbal, maka jelas sekali bahwa haram hukumnya bagi wanita untuk menjadi pemimpin.

Lain halnya dengan umat muslim yang menerjemahkan Al quran secara kontekstual. Bagi mereka, ayat tersebut turun karena ada alasannya. Pada zaman dahulu, pemimpin melakukan pekerjaan yang sangat berat yang tidak mungkin dilakukan oleh wanita. Pemimpin haruslah paham tentang perekonomian, jika tiba musim tanam harus mengawasi aliran irigasi pada ladang-ladang, harus bisa mendamaikan suku-suku yang bertikai, jika sedang berperang harus menjadi panglima yang turun di medan perang dan lain-lain. Pada masa itu, seorang pemimpin haruslah turun tangan langsung menyelesaikan permasalahan-permasalahan ini sehingga ayat ini kemudian turun untuk menjelaskan bahwa akan celakalah suatu kaum jika dipimpin oleh seorang wanita karena memang pada saat itu tugas pemimpin sangatlah berat.

Lantas, bagaimana dengan saat sekarang? Pada zaman sekarang, pekerjaan pemimpin lebih ditekankan pada aspek manajemennya saja. Misalnya, jika anda seorang Presiden, maka sudah ada menteri perekonomian yang akan mengurus ekonomi, sudah ada menteri pertanian yang mengurusi irigasi dan sudah ada panglima perang yang akan memimpin perang, tanpa anda harus langsung turun tangan menanganinya.

Padahal seperti kita ketahui, sebagian besar wanita justru memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari laki-laki dalam hal manajemen. Misalnya, pada awal bulan seorang suami menyerahkan uang nafkah sebesar Rp. 1.000.000,- pada seorang istri sambil berpesan ”cukup ngga cukup, pokoknya selama sebulan ke depan harus cukup”. Entah bagaimana akal si Istri namun anehnya selama sebulan ke depan, uang Rp. 1.000.000,- itu cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Namun demikian, banyak juga wanita yang tidak bisa memanajemen keuangannya dengan baik. Misalnya, jika diberi uang Rp. 50.000,- untuk berbelanja dan uang itu dianggarkan Rp. 25.000,- untuk membeli daging, Rp. 10.000,- untuk membeli bumbu dapur, dan Rp. 15.000,- untuk membeli sayuran. Sering hal ini tidak sesuai dengan yang sudah direncanakan dan dianggarkan. Apalagi jika kemudian di pasar terdapat obral baju wanita. Maka anggaran di atas bisa berubah menjadi Rp. 25.000,- untuk membeli daging, Rp. 5.000,- untuk membeli bumbu dapur, Rp. 5.000,- untuk membeli sayuran dan Rp. 15.000,- untuk membeli baju baru?

Demikian juga yang dilakukan oleh mantan presiden kita Megawati Soekarnoputri. Saat itu beliau sedang mengunjungi pameran peralatan militer di Rusia. Di sana beliau melihat banyak sekali peralatan militer dengan harga yang sangat murah. Bahkan jauh lebih murah dari proposal yang diajukan TNI untuk membeli peralatan militer selama ini (Mark Up dana adalah hal yang lumrah dilakukan di Indonesia).

Seperti layaknya obral pakaian wanita di pasar, kemudian beliau memerintahkan kepada MenHan untuk ”memborong” peralatan tersebut. Namun dananya tidak ada karena memang saat itu tidak ada anggaran untuk membeli peralatan militer. Akhirnya beliau memerintahkan untuk menggunakan dana non-Budgeter bulog terlebih dahulu yang kemudian memunculkan skandal BulogGate versi Megawati yang terkenal itu.

Demikian saja posting dari saya, terserah pada pembaca sekalian untuk menerjemahkannya sendiri-sendiri. Namun bagi saya, jika kita memiliki pemimpin seorang wanita, maka sebenarnya hal itu tidak menjadi masalah. Sehingga tidak perlu diperdebatkan lebih lanjut, apalagi kalau sampai terjadi pertumpahan darah?

Iklan:

0 comments:

Related Posts with Thumbnails