Akhir-akhir ini banyak sekali aksi penipuan dengan modus, menelepon ke rumah, kemudian Sang penipu (laknatullah) mengatakan bahwa salah satu keluarga kita terkena kecelakaan dan membutuhkan dana dengan cepat. Keluarga kita yang ada di rumah tentu saja panik dan tanpa sadar, meng-iya-kan semua perkataan Sang penipu (laknatullah). Jika kita tidak jeli, maka tentu saja Sang penipu (laknatullah) akan berhasil mendapatkan uang dari kita, namun jika kita masih dilindungi oleh Tuhan maka Insya Allah tidak akan tertipu.
Hal ini terjadi pada diri keluarga saya dan ini merupakan suatu cerita nyata yang tidak dibuat-buat untuk mendapatkan sensasi semata. Mau tahu ceritanya? Pada posting kali ini saya akan menceritakan sebuah musibah atau mungkin lebih cocok jika disebut peringatan dari Tuhan, yang menimpa keluarga saya. (red-dengan editan seperlunya; versi asli cerita ini penuh sumpah serapah yang saya ucapkan untuk mengutuk perbuatan sang penipu (laknatullah), semoga laknat Allah selalu menyertai penipu tersebut).
Hari selasa, 12 Februari 2008 kebetulan saya tidak masuk kantor karena baru saja sakit dan dokter menganjurkan saya untuk istirahat. Namun entah kenapa, pada waktu itu tubuh ini terasa sehat sekali dan saya kemudian menawarkan diri kepada orang tua saya untuk membayarkan rekening listrik dan telpon yang bulan ini memang belum terbayarkan. Akhirnya saya pun berangkat ke KUD dan telkom untuk membayarkan tagihan tersebut. Selesai, membayar saya segera pulang dan sesampainya di rumah, saya mendapati ibu saya terlihat panik sekali dengan berpakaian lengkap hendak pergi.
Waktu itu yang ada di pikiran saya adalah kesehatan bapak saya, karena bapak saya memang sedang sakit stroke. Saya mengira bapak sakit lagi, karena memang beberapa hari ini mengeluh tangannya bertambah berat. Ketika melihat bapak saya sehat-sehat saja, hati ini menjadi tenang. Namun raut muka ibu saya masih terlihat syok dan panik. Tiba-tiba telepon berbunyi, ketika saya angkat dan berkata ”hallo.....” si penelpon langsung menutup teleponnya begitu saja.
Setelah keadaan sedikit tenang, ibu saya kemudian bercerita bahwa tadi ada telpon dari ”saya” (sang penipu (laknatullah) yang menyamar jadi saya) yang mengatakan bahwa saya menabrak seseorang dan orang tersebut mati. Orang yang katanya saya tabrak mati itu berasal dari keluarga ABRI dan minta uang ”damai” tidak tanggung-tanggung sebesar Rp. 25.000.000,- atau akan dijadikan perkara besar-besaran. Sekarang perkaranya sudah diamankan oleh seorang polisi yang mengaku bernama Agus yang selanjutnya menggiring ibu saya untuk mengumpulkan persediaan emasnya.
Ibu saya tentu saja menjadi panik dan kemudian berkata bahwa sekarang tidak pegang duit sebanyak itu. Sang penipu (laknatullah) dengan mahirnya mengarahkan untuk meminta uang kepada bapak saya yang tentu saja tidak diijinkan oleh ibu saya. Sekali lagi sang penipu (laknatullah) menanyakan siapa tahu ibu saya punya perhiasan emas dan sekali ini ibu saya terpancing dan mulai mengumpulkan simpanan emas-nya yang ada di lemari. Sang penipu (laknatullah) kemudian mengajak bertemu ibu saya di belakang RS Bethesda Yogyakarta.
Ibu saya kemudian bersiap mengumpulkan persediaan emasnya dan sudah memesan taksi untuk mengantarkannya ke belakang RS Bethesda. Namun, Allahu Akbar.......... Allahu Akbar.......... Allahu Akbar.......... Alhamdulillah Allah masih melindungi saya sekeluarga, saya kemudian datang dari membayar tagihan telepon dan ibu saya menjadi tersadar telah menjadi korban penipuan karena melihat saya dalam keadaan sehat segar waras tanpa kekurangan sesuatu apapun. Padahal sang penipu (laknatullah) berkata bahwa saat itu saya sedang disandera oleh keluarga ABRI tersebut.
Terakhir, saya ingin berpesan kepada teman-teman pembaca sekalian untuk lebih berhati-hati dengan penipuan model seperti ini. Jika mendapat telepon dari seseorang yang mengaku bahwa saudara anda kecelakaan, maka pertama sekali yang harus anda lakukan adalah tetap tenang dan usahakan untuk cross check dengan orang yang dikabarkan mengalami kecelakaan itu. Selama belum ada konfirmasi langsung dari orang yang diberitakan kecelakaan tersebut, maka jangan lakukan apapun juga. Meskipun menurut beberapa sumber, ada juga penipu (laknatullah) yang lebih profesional.
Sang penipu (laknatullah) pertama-tama menghubungi kita dan mengaku dari operator telepon HP dan meminta kita untuk mematikan HP kita selama kira-kira 1-2 jam karena sedang ada perbaikan jaringan. Kemudian setelah yakin HP kita mati, Sang penipu (laknatullah) kemudian menelpon rumah kita dan mengabarkan bahwa kita kecelakaan. Keluarga kita di rumah tentu saja tidak bisa menghubungi kita saat dalam keadaan panik.
Intinya tetaplah berhat-hati, kejahatan ada di sekitar kita. Ingat kata bang Napi, kejahatan tidak hanya terjadi karena ada niat dan perbuatan namun juga karena adanya kesempatan sekali lagi.............. Waspadallaaaaahhhhhh............!!!!!!!!
Rabu, 13 Februari 2008
Tertipu (hampir saja........)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 comments:
wah memang busuk tu penjahat
untung ja deh bro ga sampe ktipu...
penjahate pancen A*U !!!!!!!
Waduh Zaman emang benar-benar edan yach? Kemaren pas di Medan ada juga yang kena Bro
Posting Komentar