Adsense

Welcome in ENDY's weBLOG Crescat Scientia Vita Excolatur

Kamis, 24 April 2008

Ayat-ayat Cinta The Novel

Posting ini merupakan lanjutan dari posting sebelumnya yang membahas film Ayat-ayat Cinta. Saat menuliskan posting ini, saya baru saja selesai membaca novel Ayat-ayat Cinta. Sebenarnya membaca novel bukanlah hobi saya. Terus terang saya lebih suka menonton film daripada membaca novel. Namun saya penasaran sekali dengan novel ini. Hal ini disebabkan karena saya banyak mendapati protes di berbagai media yang mengatakan bahwa jalan cerita film Ayat-ayat Cinta berbeda dengan yang ada di novel.



Awalnya saya menganggap hal itu sebagai hal yang biasa. Misalnya novel Harry Potter dan Film-nya. Meskipun saya tidak membaca novelnya, namun saya mendapat informasi juga yang mengatakan bahwa jalan cerita di film Harry Potter berbeda dengan novelnya.

Namun, protes-protes itu semakin hari semakin banyak bermunculan baik di televisi, majalah, koran dan blog yang bertebaran di dunia maya. Hal ini kemudian memunculkan rasa penasaran saya untuk membaca novel tersebut.

Akhirnya saya memutuskan untuk membaca novel tersebut dan berkesimpulan bahwa memang jalan cerita film Ayat-ayat Cinta berbeda dibandingkan dengan novelnya. Banyak sekali bagian-bagian yang seharusnya penting tetapi tidak ditampilkan dalam filmnya. Bahkan ada juga cerita yang tidak ada di novelnya justru dimunculkan dalam filmnya.

Misalnya, ketika Maria membantu Fachry untuk menerjemahkan buku seorang ulama terkenal tentang Islam yang tidak ditampilkan di filmnya. Demikian juga dengan cerita ketika Fachry sakit heat stroke dan tergolek lemas di rumah sakit. Hal ini juga tidak diungkit dalam filmnya. Sebaliknya cerita saat Maria masuk kamar Fachry untuk memperbaiki komputernya yang terserang virus justru ditampilkan di awal film padahal cerita tersebut tidak ada di novel.

Namun demikian, menurut saya kesalahan sutradara yang paling fatal adalah dengan tidak ditampilkannya hal yang paling penting menyangkut tema novel tersebut, yaitu Ayat-ayat Cinta. Setelah selesai membaca novel tersebut saya akhirnya mengerti bahwa yang dimaksud dengan ayat-ayat cinta dalam novel tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah ayat-ayat yang terkandung dalam Al Quran. Penulis novel mencoba menjabarkan bahwa sebenarnya ayat-ayat Al Quran adalah ayat-ayat yang penuh cinta kasih.

Memang harus diakui bahwa ada juga ayat-ayat Al Quran yang tegas. Namun itu semata-mata untuk menunjukkan ketegasan saja dan bukan untuk mengajarkan hal-hal yang tidak baik. Misalnya, ada ayat dalam Al Quran yang membolehkan suami memukul istrinya. Namun demikian pukulan itu seharusnya hanyalah sebuah peringatan. Ada tiga syarat suami boleh memukul isterinya yaitu telah menasehati dan pisah ranjang, tidak boleh memukul di muka dan tidak bermaksud untuk menyakiti.

Demikian juga dengan ayat-ayat yang lainnya. Sebenarnya jika disimpulkan secara umum, Al Quran adalah kitab suci yang mengajarkan umatnya untuk selalu berbuat baik dan penuh kasih pada Allah dan sesamanya. Namun di sisi lain ada juga ayat-ayat Al Quran yang menunjukkan ketegasan Islam dalam menyikapi sesuatu.

Ketegasan inilah yang kemudian sering disalahartikan oleh sebagian orang barat, non-muslim yang tidak suka dengan Islam dan Teroris terkutuk. Mereka menganggap bahwa Al Quran mengajarkan hal-hal yang tidak baik, seperti memukul isteri, bom bunuh diri, memenggal kepala orang dan lain-lain. Silahkan anda menonton film The Kingdom yang dibintangi oleh Jamie Foxx. Film itu sedikit banyak menunjukkan sangkaan negatif tentang Islam baik dari sudut pandang sebagian orang barat, non-muslim yang membenci Islam dan Teroris terkutuk.

Ajaran cinta kasih kepada semua orang dalam Al Quran inilah yang ingin disampaikan oleh penulis novel kepada para pembaca. Namun sayang, hal yang paling penting ini justru tidak ditampilkan dalam filmnya sehingga film ayat-ayat cinta terkesan menceritakan cinta kasih antara laki-laki dan perempuan semata.

Terlepas dari itu semua, menurut saya novel Ayat-ayat Cinta memang sangat mengharukan. Terutama di bagian akhir saat Fachry mengetahui bahwa ternyata Maria mencintai dirinya. Maria sebenarnya menunggu saat yang tepat untuk menyatakan cintanya kepada Fachry namun ternyata Aisyah mendahuluinya. Akibatnya Maria sangat menderita dalam cinta.

Cerita itu mengingatkan saya kepada kejadian masa lalu saat masih SMU. Saya juga mencintai seorang gadis yang tidak seiman dengan saya. Namun saya tidak berani mengungkapkannya. Akhirnya sang Gadis justru menjadi pacar lelaki lain yang lebih berani mengungkapkan cintanya pada sang Gadis.

Setelah itu, saya sangat menderita dalam cinta. Sama seperti yang Maria alami dalam novel Ayat-ayat Cinta. Saya sangat memahami apa yang dirasakan oleh Maria saat mengetahui Fachry sudah menikah dengan Aisyah. Hal ini menyebabkan mata saya berkaca-kaca saat membaca bagian akhir novel tersebut karena saya juga pernah mengalami hal yang sama saat saya masih SMU.
Terakhir saya ingin menyarankan kepada anda untuk menonton film Ayat-ayat Cinta kemudian dilanjutkan dengan membaca novelnya juga atau sebaliknya. Sehingga anda akan memahami jalan ceritanya dengan benar. Demikian saja posting dari saya, semoga bermanfaat bagi Anda semua.

Iklan:

1 comments:

iweseti mengatakan...

Wah2 melu kedanan ayat2 cinta to lay
Critane menurutku g ada beda karo kisah2 film indonesia liyane
G Menarik .....
Menarik Kisah Kita eh Kisahku ding

Related Posts with Thumbnails