Adsense

Welcome in ENDY's weBLOG Crescat Scientia Vita Excolatur

Sabtu, 12 April 2008

Ayat-ayat Cinta, suatu terobosan....

Suatu hari teman saya Roni membawakan sebuah film yang sangat membuat saya penasaran dalam Flashdisk-nya. Film itu tidak lain adalah Ayat-ayat Cinta yang menurut beberapa pemberitaan media sangat laris di bioskop-bioskop Indonesia. Seiring dengan kesuksesan novel-nya yang terlebih dahulu terbit dan juga sangat laris di toko-toko buku, film Ayat-ayat Cinta juga berhasil membius penonton bioskop Indonesia. Calon penonton rela antri berjam-jam demi mendapatkan selembar tiket untuk menonton film ini. Mulai dari ABG, keluarga, bahkan ibu-ibu pengajian mengadakan acara nonton bareng film Ayat-ayat Cinta di bioskop.



Hal ini tentu membuat saya sangat penasaran dengan jalan ceritanya karena sebelumnya saya mengira bahwa film ini akan sama saja dengan film-film Indonesia lainnya. Namun setelah menonton filmnya secara langsung, saya kemudian menyimpulkan bahwa film ini memang berbeda dengan film Indonesia pada umumnya. Menurut saya film ini membuat suatu terobosan baru dalam tema film Indonesia yang sebagian besar didominasi oleh cerita cinta ABG yang membosankan atau cerita horor yang tidak masuk akal.

Setiap kali menonton film Indonesia, saya seperti menonton film yang sama tapi dengan para pemain dan setting yang berbeda. Akibatnya saya sering merasa bosan jika menonton film Indonesia. Demikian juga dengan film-film horror-nya, saya seperti sedang menonton film Juon saat sedang menonton film Kuntilanak karena karakter hantu yang sama. Orang Indonesia memang menyukai barang-barang impor, bahkan karakter hantu juga impor dari Jepang.

Saat menonton film Ayat-ayat Cinta, saya menyimpulkan ada tiga terobosan yang menyebabkan film ini berbeda dibandingkan film Indonesia lainnya. Terobosan tersebut adalah konflik cinta segitiga yang kompleks, beberapa pesan moral yang mendalam, dan latar belakang nuansa dakwah Islam. Terobosan terakhir ini mungkin yang menyebab adanya Ibu-ibu pengajian yang mengadakan acara nonton bareng di bioskop?



Konflik cinta yang ada di film ini melibatkan seorang pria bernama Fachry dengan 4 wanita sekaligus. Hal ini adalah suatu hal yang baru dalam tema film cinta di Indonesia yang biasanya hanya melibatkan 1 orang pria dan 2 orang wanita atau sebaliknya. Demikian juga dengan penyelesaian konfliknya, di mana akhirnya sang pria menikahi dua di antara 4 wanita itu.

Ada beberapa pesan moral yang disampaikan dalam film ini yaitu saat Fachry membela orang Amerika yang dimusuhi oleh orang Mesir. Banyak muslim yang menggunakan Al Quran dan Al Hadis untuk melegalkan kekerasan pada orang lain. Padahal Islam mengajarkan untuk selalu berbuat baik kepada siapa saja tanpa melihat status, agama, bangsa dan negara.

Pesan moral lainnya juga disampaikan saat adanya adegan di mana Fachry yang tidak bisa konsentrasi shalat karena sedih masuk penjara. Teman satu selnya kemudian berkata, ”Mahasiswa Al-Azhar koq ngga tahu apa itu fungsi shalat, jangan-jangan kau shalat kalau cuma ada masalah?”. Terus terang saya juga tersindir setelah mendengar dialog ini, bagaimana dengan anda?

Dakwah Islam juga disampaikan dalam film ini, yaitu saat Fachry menjelaskan bahwa Islam sangat menjunjung tinggi martabat wanita dan melarang pria untuk melakukan kekerasan pada wanita meskipun di sisi lain Islam juga membolehkan pria untuk memukul wanita. Pukulan itu seharusnya tidak lebih dari suatu peringatan dan tidak bertujuan untuk menyakiti wanita.

Namun demikian, di antara semua terobosan itu ada juga beberapa kelemahan dalam film ini. Misalnya, di film ini karakter jahat terlihat sangat jahat sementara itu karakter baik terlihat sangat baik tanpa cela (mirip sinetron Indonesia). Demikian juga dengan setting-nya, yang menurut saya tidak menunjukkan Kairo, Mesir sama sekali.

Terlepas dari keunggulan dan kelemahan di atas, saya terus terang menyukai film ini dan sangat merekomendasikan anda untuk menontonnya. Menurut saya film ini berhak untuk mendapat predikat Two Thumbs Up........

Iklan:

2 comments:

Anonim mengatakan...

jadi mas, apakah mas juga setuju dengan poligami nya?hehe
beda kasus dengan aa gym yg setelah poligami ga populer di mata ibu2 pengajian, klo si fahry habis aac ini malah banyak ibu2 ngefans berat sama dy.

Anonim mengatakan...

Saya dari malaysia,komen dari segi teknikal ialah mengenai dibabak akhir dimana aisya dan maria(diatas katil)solat dibelakang fahri,kok aisya menutup mukanya?

Related Posts with Thumbnails