Dari kuliah Subuh tentang Fitnah.
Dilihat dari amal perbuatan nya ada 3 jenis manusia setelah mati.
1. Manusia yang putus amal baiknya, putus pula amal buruknya.
2. Manusia yang terus amal baiknya, putus amal buruknya.
Diantaranya ilmu seorang guru kepada muridnya, muridnya jadi pintar, muridnya mendapatkan karir dan kedudukan, muridnya hidup bahagia hingga ke anak cucu.
Diantaranya orang-orang yg menyebar fitnah.
Benar sekali fitnah lebih dahsyat dari pembunuhan.
Seorang guru yang alim pernah difitnah oleh seorang tetangganya.
Tetangganya sadar dan sungguh-sungguh ingin meminta maaf.
Dia datang kepada sang guru, mengakui perbuatannya dan meminta maaf.
Sang guru dengan ikhlas mengatakan, Saya maafkan dengan 2 syarat. Syaratnya mudah.
Sang tetangga menyanggupi.
Syarat pertama kata sang guru, besok pagi ambil kemoceng, berjalan kakilah dari rumahmu ke sini dan sepanjang perjalanan cabutlah satu persatu bulu ayam yang ada di kemoceng.
Sampai di sini, aku akan beritahukan syarat yang kedua.
Keesokan harinya diwaktu yang dijanjikan, si tetangga berjalan menuju rumah sang guru sambil mencabuti bulu ayam di kemoceng satu persatu hingga tinggallah tangkai kemoceng yg polos. Sampai di rumah guru, dia tunjukkan tangkai kemoceng yang polos dan mengatakan aku sudah melakukan syarat yang pertama.
Sang guru mengatakan, baiklah syarat pertama sudah dipenuhi. Aku terima dan ini syarat yang kedua.
Syarat kedua, pulanglah ke rumahmu lewat jalan yang sama dan kumpulkan lah kembali bulu-bulu ayam yang telah kau cabuti tadi. Besok pagi kembalilah kemari bawa seluruh bulu ayam yang kau kumpulkan.
Dengan penuh semangat bercampur ragu, si tetangga segera permisi pulang untuk mulai mengumpulkan bulu ayam di jalanan.
Apa yang terjadi.
Keesokan harinya, si tetangga dengan wajah pucat datang kepada sang guru dengan membawa hanya 10 helai bulu ayam.
Dengan lemah dia serahkan bulu-bulu ayam itu kepada sang guru.
Sang guru menerimanya dan dia katakan kau telah mengerjakan syarat yang kedua. Hasilnya aku terima dan aku terima maafmu, aku maafkan perbuatanmu.
Sang tetangga masih ragu, dan dia bertanya, wahai guru aku hanya bisa mengumpulkan 10 helai bulu ayam tapi engkau memaafkanku.
Sang guru menjawab, aku memaafkanmu, tapi tahukah kamu, apa makna bulu ayam ini? Inilah fitnah, kata sang guru.
Sekali kau mengatakan fitnah, dengan cepat fitnah itu menyebar ke mana-mana hingga kaupun tidak tahu siapa saja yang sudah menerimanya. Itulah bulu-bulu ayam yang hilang tertiup angin, masuk ke rumah orang, terbawa ban mobil, ke mana-mana. Fitnah itu menyebar, melekat di benak orang-orang itu sehingga sampai kapanpun aku tetap dalam kondisi terfitnah.
Urusanku dengan dirimu selesai, kau meminta maaf atas perbuatanmu, aku maafkan.
Urusan fitnahmu yg terus menerus tersebar ke mana-mana menjadi tanggungjawabmu dengan Allah selama-lamanya.
...........................................................................................................
0 comments:
Posting Komentar